4 cara pengawetan makanan-Dengan makin majunya cara bercocok tanam dan beternak, maka hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan semakin bertambah pada setiap satuan luas lahan. Kelebihan hasil perlu disimpan dengan baik agar tidak cepat rusak, sehingga dapat dipergunakan di kemudian hari. Dalam penyimpanannya tersebut perlu dijaga agar nilai gizi bahan makanan tidak banyak berkurang.
Agar bahan makanan yang disimpan mungkin dalam jangka waktu yang lama tidak rusak, maka perlu dilakukan pengawetan atau preservasi. Cara pengawetan yang paling umum terhadap bahan makanan dapat dilakukan secara kimia, fisika, biologi, dan radiasi.
- Pengawetan secara kimia
Sistem pengawetan secara kimia ini paling banyak dilakukan, karena dianggap yang paling murah dan mudah. Pengawetan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
- Dengan nilai pH rendah (umumnya dibawah nilai 5,5), yaitu dengan penambahan asam organik, misalnya asam benzoat dan asam laktat, ataupun asam-asam lainnya, misalnya : pembuatan asinan sawi dan buah-buahan.
- Dengan larutan garam, misalnya dalam pembuatan ikan asin.
- Dengan larutan gula, misalnya dalam pembuatan kue wajik, dodol, dan manisan.
- Dengan larutan antibiotik yang umum dikenal, seperti tetrasiklin, oksitetrasiklin, dan klortetrasiklin.
- Dengan gas (fumigasi), misalnya gas etilen oksida dan propilen oksida.
- Pengawetan secara fisika
Pengawetan secara fisika dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
- Pengeringan (desikasi), yaitu dengan mengurangi atau menurunkan kandungan air di dalam bahan makanan sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan untuk hidup dan pertumbuhan bakteri, misalnya pembuatan kismis dan pisang selai.
- Temperatur rendah, umumnya di bawah 1 derajat celcius, tetapi dengan temperatur rendah bukan bersifat pengawetan, karena bakteri hanya dihambat pertumbuhannya, misalnya dalam penyimpanan daging, telur, sayuran sebelum dipasarkan ataupun selama pemasaran.
- Temperatur tinggi, umumnya di atas 65 derajat celcius, cara ini banyak dilakukan untuk pengawetan bahan-bahan yang berbentuk tepung dan sebagainya.
- Pengawetan secara biologi
Mula-mula cara ini dilakukan terhadap hijauan untuk makanan ternak (rumput) dengan penambahan asam kuat, tetapi kemudian asamnya diganti dengan laktat yang dihasilkan secara fermentasi laktat.
Pengalengan
4 cara pengawetan makanan |
Pengalengan adalah pengawetan secara fisika dan kimia. Secara fisika karena dibuat dalam hampa udara. Secara kimia karena diberi berbagai rasa (manis dan asam) yang digunakan untuk pengawetan.
- Pengawetan secara radiasi
Penggunaan tenaga nuklir dalam bidang teknologi pangan disebut proses iradiasi. Pelaksanaannya dengan menggunakan radiasi berenergi tinggi yang disebut juga radiasi pengion, karena benda yang dilaluinya mengalami ionisasi. Radiasi pengion misalnya sinar Y dan sinar X.
Pada mulanya penggunaan iradiasi ditujukan untuk membunuh organisme hidup yang dapat menyebabkan pembusukan atau kerusakan bahan pangan, atau yang dapat mengganggu kesehatan konsumen. Namun dalam perkembangannya ternyata dapat dipakai untuk tujuan lain, misalnya untuk menekan perubahan fisiologis yang terjadi dalam tanaman yang mempengaruhi daya simpannya, misalnya proses pertunasan pada umbi-umbian dan proses pematangan pada buah-buahan.
Tujuan penggunaan iradiasi sebagai berikut :
- Menghambat pertunasan 0,05-0,12 kGy.
- Menunda kematangan buah-buahan 0,10-1,25 kGy.
- Desimfestesi serangga 0,20-0,80 kGy.
- Menghilangkan parasit dalam daging sapi 0,10-3 kGy.
- Menurunkan kandungan mikroba 0,50-10 kGy.
- Menghilangkan mikroba patogen 3-10 kGy.
- Membunuh seluruh mikroba yang ada 25-60 kGy.
Kelebihan penggunaan iradiasi dibandingkan dengan proses pengawetan konvensional sebagai berikut :
- Dapat dilakukan pada bahan yang telah dikemas.
- Kesegaran tidak berubah.
- Tidak menimbulkan residu zat kimia pada bahan makanan.
- Tidak menimbulkan polusi pada lingkungan.
- Dapat menggunakan bahan pengemas yang murah.
- Dapat meningkatkan mutu dan higiene bahan pangan.
0 Response to "4 cara pengawetan makanan"
Post a Comment